Banyak pihak menilai, penderitaan panjang Sharon di akhir hayatnya adalah azab dunia karena ia telah menjagal rakyat Palestina, terutama di Shabra dan Shatilla.
Dokter di rumah sakit yang merawat Sharon mengatakan bahwa tidak ada orang yang mengalami sekarat lebih lama dari Sharon. Sejak 1 Januari, keluarga Sharon telah menungguinya di rumah sakit menyusul kondisi kritis yang dialaminya. Dokter mengatakan sewaktu-waktu Sharon bisa meninggal, tetapi rupanya ia baru menghembuskan nafas terakhirnya setelah 11 hari mengalami sakaratul maut.
Sementara itu, rakyat Palestina menyambut gembira berita kematian Sharon. Di Gaza, warga membagikan permen sebagai ungkapan syukur atas kematian sang penjagal rakyat Palestina itu. [IK/Bersamadakwah]
Sumber ; Bersama Dakwah