Kisah
ku berawal dari aku tiba dikampus negeri di kota Bengkulu, Provinsi yang
terkenal dengan khas bunga Raflesia itu menjadikan aku penuh dengan banyak
cerita yang selama kuliah banyak yang dapat saya ambil hikmahnya dari banyaknya
Korupsi yang ada di Provinsi ini hingga Carut marut kehidupan yang ada diprovinsi
ini.
sebenarnya
aku tidak berniat kuliah disini tapi desakan orang tua akhirnya aku harus
mencoba satu tahun masa percobaan jika aku tidak tahan maka aku boleh kembali,
dan dengan bismillah aku mencoba jalani hidup baru dengan kemandirian ditanah
perantauan hanya untuk mencari ilmu, masa satu tahun pun akan aku jalani.
Aku
mengawali kuliah dengan kegiatan ospek dikampus, aku masuk di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, fakultas yang sangat hedonis sekali, banyak
pemikiran-pemikiran mahasiswanya kacau dengan mengadopsi dari
pemikiran-pemikiran dosen yang hampir rata-rata pemikirannya sangat beragam dan
beragamnya itu memakai pemikiran barat tentunya.
Dalam
acara ospek ini orang yang aku kenal pertama kali adalah seorang ketua umum
Lembaga dakwah Kampus Fisip, dia memperkenalkan aku dengan kondisi kampus yang
ada diuniversitas ini, sesekali pun aku sangat miris dengan kondisi yang ada
dikampus dimana mahasiswanya lebih banyak menjadi apatis dalam organisasi
dibandingkan dengan yang aktif atau biasa mereka dikatakan golongan Kupu-Kupu
dikampus alias “Kuliah Pulang-Kuliah
Pulang”.
Bertemunya
aku dengan ketua LDK itu mengawali pertemuan ku yang berikutnya karena beliau
diawal-awal kuliah sering bertamu dikosan aku dengan membawa bermacam makanan
dan sesekali pun aku diajak jalan-jalan, dan akhir dari pertemuan itupun
menjadi puncak dengan keaktifan aku di LDK dan akhirnya berjumpalah aku didalam
suatu agenda yang terdapat berupa lingkaran-lingkaran kecil dari beberapa orang
dengan seseorang yang senior atau yang memiliki kapasitas atau Tsaqofah islam
yang lebih dalam, yang biasa disebut dengan mentoring atau Halaqoh.
Dari
pertemuan rutin halaqoh inilah aku
menemukan jati diri ku yang aku rasa inilah aku yang seharusnya, mengetahui
inti sari kehidupan, dan diakhiri Azzam yang kuat untuk menjadi yang terbaik
dengan melakukan amal yang baik dan ternyata persepsi satu kelompokpun sama
dengan buah hasil dari untaian kata demi kata dari seorang Murrobi yang begitu
mengerti bagaikan orang tua bagi binaannya, yang memberikan ilmu bagaikan ustadz,
bagaikan teladan layaknya seorang pemimpin, meningkatkan ilmu dan ruhiyah
bagaikan syaikh bagi mutarabbi atau binaannya.
Dan
karena factor inilah aku memilih untuk
tetap dalam dekapan ukhuwah yang begitu luar biasa yang selama 1 tahun proses
percobaan ini telah aku lalui walaupun selama diperjalanan aku sempat punya
niat nekat untuk melarikan diri dan pulang kedaerahku karena tak sanggup
tinggal dirumah paman dengan setiap hari mendapatkan siksaan batin dari anggota keluarga, tetapi rasa
itu terhapuskan jika mengingat dan memandang wajah-wajah saudara-saudara ku yang
penuh semangat dalam berdakwah dengan hangatnya ukhuwah dari pribadi setiap
mereka yang begitu luar biasa.
Seiring
waktu berjalan tanpa henti sedikitpun yang telah aku lalui dengan berbagai ikut
pelatihan dan kegiatan, dan Sekarang aku menjadi mas’ul dakwah dilingkungan
fakultas Sosial dan Ilmu Politik, tantangan dakwah disini begitu luar biasa
sekali karena gesekan dan gap-gap antara pemikiran lain sangat besar sekali dan
ini telah terjadi semenjak dulu hingga sekarang dan ternyata kondisi dakwah di fakultas
Sosial dan Ilmu Politik ini terjadi hampir diseluruh kampus yang ada di
Indonesia.
Tetapi
yang namanya perjuangan dakwah itu memang memiliki hambatan-hambatan yang
begitu luar biasa, karena jika dakwah tidak memiliki hambatan-hambatan seperti
itu maka dakwah yang kita jalani dengan tenang itu akan dipertanyakan, karena hambatan dalam
dakwah itu merupakan sunatullah dakwah islamiah, dan itu suatu hal yang pasti akan banyaknya orang
yang menolak dakwah yang kita serukan, tetapi aktivis dakwah tidak akan pernah
berhenti untuk mendakwahkannya.
Saya
masih ingat tentang perjalanan ku kekampus yang ada di Solo, dan ironinya saya
tidak memiliki kenalan siapapun disana, tetapi sebelum aku pergi Murobbi ku
memberikan pesan dan beberapa nama dengan mengatakan “jika sampai disana maka hubungi mereka dan minta bantu sama mereka
insya Alloh mereka akan membantu” dengan beberapa nama yang aku pegang dan
pesan yang disampaikan, Bismillah aku berangkat.
Selama
diperjalanan aku masih merasa ragu, karena aku baru keluar daerah itu baru
Palembang dan Bengkulu yang aku jumpai, apalagi pulau jawa yang tepatnya disolo
yang sama sekali tidak terpikir akan kesitu walaupun salah satu coretan tinta
dikertas yang terdapat mimpi-mimpiku itu kota solo termasuk kota yang harus aku
jumpai, dan sekali lagi mimpiku terwujudkan.
Sesampai
aku disolo, aku langsung menghubungi beberapa nama yang telah diberikan murrabiku
, dan ternyata masyaalloh mereka
langsung mengatakan “tunggu ya, biar aku
jemput” , tak lama kemudian datang lah seorang yang belum pernah kukenal
dan kuketahui datang menghampiri dengan mengendarai sepeda motor yang ternyata
itu adalah orang yang aku hubungi tadi dan aku diantar ke salah satu kos-kosan
mereka yang tepatnya dibelakang kampus Universitas sebelas maret, mereka memberikan ku pelayanan yang begitu
luar biasa, yang sampai saat ini hal itu masih aku ingat karena betapa
mengesankannya, dan aku rasa ini jika terjadi kepada kalian maka kalian akan
merasakan hal yang sama seperti saya, karena inilah factor alam yang terjadi
karena fitrah manusia sebagai mahluk yang butuh dengan orang lain.
Aku
sangat bersyukur pada Alloh Swt karena Ukhuwah ini, kalian bisa bayangkan kami
baru bertemu tetapi mereka merespone bagaikan teman lama yang sudah bertahun-tahun
belum bertemu dan sekarang baru bertemu, dan kalian bisa bayangkan juga
perasaan saya waktu itu yang disambut begitu luar biasa dan aku masih ingat ketika melepas barang-barang
bawaan di kantor KAMMI Komisariat Salahudin Al-ayubi itu, aku diajak jalan-jalan salah seorang Ikhwan
(saudara laki-laki) dengan menggunakan motor yang sekitar 5 menit perjalanan
aku sampai dikampus UNS, dan ternyata Ikhwan itu kekampus untuk Rapat dan
motornya pun dipinjamkan ke aku sembari berkata “pakai aja mas, saya mau syuro dulu, keliling-keliling aja pake motor,
UNS nggak jauh beda dengan UNIB kalau udah selesai kembali aja kesini lagi”, kunci
motorpun telah dikasih dan aku pun langsung jalan untuk lihat-lihat. “Maka nikmat tuhanmu yang manakah engkau
dustakan” .
Seminggupun
kulalui dikota Surakarta itu dengan bertemu sosok yang luar biasa dan merasakan
salah satu keuntungan menjadi jamaah tarbiyah, dengan kekuatan ukhuwah yang sangat erat dan merasakan persaudaraan tanpa
melihat latar belakang kita dari mana, yang jelas itulah yang sampai saat ini
saya sangat mensyukuri nikmat Alloh yang mana Nikmat Ukhuwah atau persaudaraan aku
dapatkan dari merek-mereka yang mencintai kita karena Alloh sebagai tuhan yang
telah menciptakan manusia, dan sekali lagi itulah kekuatan yang kedekatannya
adalah karena didasarkan iman yang kuat dan bukan atas dasar darah.
Kepulanganku
dari solo ke Bengkulu berlangsung selama 3 hari 2 malam dengan menggunakan Bis,
dan didalam perjalanan pun aku masih merasakan indahnya dakwah dalam tarbiyah,
yang saat itu saya memakai salah satu baju atribut Tarbiyah dan selama aku
diatas kapal laut yang menyebrangi bis yang aku naiki dari banten ke bakauheni,
ketika itu aku berniat mengecas hp kepada jasa seorang petugas kapal dengan
menyediakan pengecas hp dengan membayar Rp.10.000, maka hp kita akan full
Batery, tetapi waktu itu aku merasa biaya jasa itu terlalu mahal sehingga saya
pun membatakan untuk mengecas,
akan
tetapi aku berjumpa dengan seorang pegawai kapal yang ketika itu kami bertemu
dimushola kapal yang pada saat itu kami mau melakukan sholat dzuhur berjamaah,
sebagaimana mushola dalam pikiran saya waktu itu adalah merupakan suatu tempat
yang terdapat terminal listrik untuk mengecas Hp dan dengan pikiran seperti
itu, lalu saya pun berkeiling dimushalla untuk mencari tempat itu yang kemudian
salah seorang pegawai kapal yang sholat dengan saya tadi pun bertanya dengan
saya yang terlihat keheranan mengatakan “antum
mau ngecas hp ya, disana kan ada penyediaan jasa, kenapa nggak disana aja “, aku
menjawab “biaya bayar jasanya mahal bener”,
setelah itu bapak itupun mengajak aku ketempat jasa pengecas hp itu, ketika
sampai bapak tadi seraya memberi perintah kepada orang yang menerima jasa
dengan berkata “tolong caskan hp anak
ini, karena ini kawan saya”, aku pun terkejut dan setelah itu hp aku langsung
dicas dan setelah itu bapak yang aku nggak tahu siapa, langsung pergi dan aku
pun mengucapkan terimaksih dengan hati yang merasakan bangga akan indahnya
dakwah dalam tarbiyah ini.
Kisah
perjalanan saya pun telah selesai dengan kembalinya saya dibengkulu, ukhuwah
ini akan terus tejalin hingga nanti kita akan bertemu dan berkumpul kembali di
syurganya Alloh swt, banyak hal yang saya rasakan akan kekuatan ukhuwahn ini,
kembali saya ingatkan tentang tingkatan dalam ukhuwah, yaitu ukhuwah terendah
adalah kita berlapang dada dengan saudara kita, tingkatan ukhuwah ke dua adalah
mendoakannya, dan yang ketiga adalah itsar kepada saudara kita.