Nikmat yang sangat
tinggi sesudah Islam dan iman adalah kesehatan. Allah telah menempatkan
kesehatan jasad dan alat-alat tubuh sebagai amanat yang diserahkan kepada
manusia untuk dipelihara dan dijaga agar berfungsi dengan baik, lalu digunakan
untuk beramal shalih. Islam mengenal satu konsep yang dinamik tentang kesehatan
dan di dalamnya tercakup pengertian tentang shihah yaitu keadaan jasmani yang
memungkinkan seluruh anggota tubuh berfungsi dengan baik. Selain pengertian
shihah masih ada pengertian tentang aafiyah, yakni suatu keadaan yang lebih
afdhal dan dampaknya menjangkau kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.
Kesehatan merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan
manusia. Islam menganjurkan kepada ummatnya untuk hidup serba sehat dan
didahului oleh perintah mewujudkan kesucian dan kebersihan. Seorang yang akan
shalat terlebih dahulu dianjurkan harus suci serta bersih dari hadats dan
najis.
Perhatian Islam terhadap kesehatan ummatnya besar
sekali. Itu dapat dilihat dari adanya beberapa dispensasi atau rukhshah yang
diisyaratkan seperti kebolehan bertayamum bagi orang sakit dan dibolehkan
berbuka puasa dengan menggantinya pada hari lain.
Perhatian Islam terhadap kesehatan dapat pula dilihat
dari tuntunan mengenai cara mendapatkan makanan, mengolah dan memakannya. Islam
memerintahkan manusia untuk memperoleh makanan dengan cara yang sah, halal dan
jika seseorang makan atau minum hendaknya tidak berlebihan. Ada beberapa jenis
makanan dan minuman yang diharamkan karena membahayakan kesehatan jasmani, rohani
dan akal pikiran.
WUDLU
Shalat pada hakekatnya bukan sekedar lambang
pengabdian dan penghambaan diri kepada Allah, tetapi lebih dari itu. Syarat
pertama sebelum melaksanakan shalat adalah membersihkan tubuh dari najis, baik
pada pakaian maupun tempat yang akan digunakan untuk shalat.
Ditinjau dari segi kesehatan, wudlu merupakan unsur
mendidik agar kebersihan tetap dijaga dalam kehidupan sehari-hari, terutama
pada alat panca indra.
Setiap muslim selain mandi, dalam sehari semalam lima
kali mencuci bagian tubuhnya. Hal ini sangat bermanfaat untuk mencegah
penyakit. Segi kejiwaan wudlu merupakan anjuran, bahwa kita harus bisa menjaga
diri dari hal-hal yang dilarang Allah. Sebagai contoh mata, mulut, telinga,
tangan dan kaki harus suci agar tidak digunakan untuk hal-hal yang maksiat.
Mata merupakan salah satu alat panca indra yang
mempunyai arti dan fungsi sangat penting artinya. Kenikmatan yang telah Allah
berikan lantaran mata, tentunya kita tidak dapat menghitungnya. Di antaranya
dengan dikaruniai mata kita dapat melihat berbagai keindahan alam yang telah
diciptakan Allah. Tetapi mata juga merupakan pangkal dari setiap fitnah ataupun
kemaksiatan, maka harus dijaga baik-baik.
Mulut merupakan organ tubuh yang sangat penting,
misalnya untuk makan dan berbicara. Namun di sisi lain ibadah akan menjadi
rusak atau batal kesemuanya hanya disebabkan mulut. Karenanya apabila kita
hendak melakukan ibadah secara baik, maka hendaklah meninggalkan
pembicaraan-pembicaraan yang tidak bermanfaat dan tidak ada artinya.
Telinga secara lahiriah harus bersih dari sumber
penyakit dan secara kejiwaan telinga harus dijaga agar tidak digunakan untuk
mendengarkan hal-hal yang tidak baik (dilarang Allah). Demikian juga dengan
tangan dan kaki, janganlah digunakan untuk sesuatu yang bertentangan dengan
Allah.
SHALAT
Setelah berwudlu, baru diperbolehkan melakukan shalat.
Menurut Arif Wibisono (psikolog dari Universitas Muhammadiyah Surakarta),
shalat bukan hanya mengandung nilai spiritual, tetaapi juga mempunyai aktivitas
fisikal, menyegarkan badan dan jiwa dari segala ketegangan dan menumbuhkan
perasaan kedamaian dan kepuasan. Djamaluddin Antjok (psikolog dari Universitas
Gajah Mada) juga menyebutkan bahwa ada empat aspek dalam shalat yang kiranya
bisa mempunyai hikmah untuk mengatasi gangguan-gangguan kejiwaan dan kecemasan.
Empat aspek tersebut adalah olah raga, meditasi, sugesti dan kebersamaan.
Mengingat di dalam shalat ada aspek meditasi, maka
shalat secara Islam dapat menggantikan obat penenang. Mereka yang stress,
kehilangan kepercayaan diri, maag dan insomia dalam waktu singkat dapat sembuh
dengan bershalat. Demikian juga pada kelompok pencemas akibat penyakit jantung,
kanker dan asma, bisa hilang faktor kecemasannya, sehingga semangat untuk
sembuh akan timbul dengan sendirinya.
Di Jepang Dr. Kasamatsu dan Kiroji (1970) menyebutkan
bahwa meditasi dapat mengaktifkan belahan otak sebelah kanan dan meningkatkan
koherensi dengan belahan otak sebelah kiri. Prof. Dr. Andry dari Paris
menyebutkan pula bahwa gerakan-gerakan dalam shalat akan menurunkan dan
mengurangi penyakit kegemukan, rematik, diabetes, batu empedu, sembelit dan
sebagainya. Gerakan otot pada waktu shalat dapat mengakibatkan urat-urat otot
menjadi besar dan kuat. Prof. Dr. Kohlrasch dan Prof. Dr. Leube menyebutkan
bahwa gerakan shalat dapat mengurangi dan mencegah penyakit jantung, paru-paru
, penyakit perut sembelit, penyakit empedu, asma, kegemukan, diabetes dan
rematik.
Dalam Al-Quran, shalat adalah satu-satunya cara untuk
membersihkan jiwa dan raga manusia (QS Al-Mudatsir: 4-5). Sikap tubuh ketika
melakukan shalat secara Islam sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad sesuai
dengan wahyu Allah yang diterimanya.
Menurut Prof. Dr. HA Saboe sikap shalat yang baik
adalah sebagai berikut: Sikap tangan menurut Iman Abu Hanifah, kedua tangan
dilipatkan di atas daerah pusat atau sedikit di bawahnya. Tetapi Iman Syafi'i
menghendaki dilipatkan di atas dada. Sedangkan Imam Malik menganjurkan kedua
tangan itu tidak dilipat, melainkan dibiarkan bergantung sebagaimana biasanya.
Di antara ketiga sikap itu yang mempunyai syarat ilmu
kedokteran adalah yang dianjurkan oleh Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i. Sikap
tangan yang dilipat merupakan sikap rileks atau istirahat yang sangat sempurna
bagi kedua tangan. Sebab sendi siku, pergelangan tangan serta otot-otot dari
kedua tangan berada dalam keadaan istirahat penuh. Sirkulasi darah berjalan sempurna
ke jantung, produksi getah bening dan air jaringan yang terkumpul dalam
kantong-kantong kedua persendian jadi lebih baik. Sehingga kedua sendi
pergelangan mudah digerakkan dan mudah menghindarkan timbulnya bebagai penyakit
persendian seperti pernyakit kekakuan sendi (rematik).
Sikap ruku'
jika dilakukan dengan sempurna dan benar sesuai dengan ilmu kedokteran banyak
sekali manfaatnya. Antara lain menyehatkan ruas-ruas pinggang, ruas tulang
leher, ruas tulang-tulang punggung dan ruas tulang pinggul.
Sikap sujud dengan
meletakkan jari-jari tangan atau telapak tangan di samping lutut menyebabkan
bukan saja otot-otot akan menjadi besar dan kuat, akan tetapi juga menyebabkan
pembuluh darah nadi (arteri) dan pembuluh balik (venae) serta
pembuluh getah bening (lympha) akan terpijat atau terurut, sehingga
peredaran darah dan getah bening jadi menjadi lancar di dalam anggota badan.
Sikap sujud yang sempurna dapat membantu pekerjaan jantung dan menghindarkan
mengerasnya dinding-dinding pembuluh darah (arterio sclerosis).
Sikap duduk
tahiyat yang pertama disebut duduk iftirasy sedangkan sikap duduk tahiyat yang
kedua disebut duduk tawarruk. Pada sikap duduk iftirasy sebenarnya kita duduk
dengan otot otot pangkal paha yang di dalamnya terdapat salah satu syaraf pangkal
paha besar (nervus ischadus) di atas kedua tumit kaki kita. Tumit kaki
tersebut dilapisi oleh sebuah otot (musculus triceps surae) yang
berfungsi sebagai bantal. Maka dengan demikian tumit menekan kepada otot-otot
pangkal paha serta syaraf pangkal paha yang besar. Sehingga syaraf pangkal paha
tersebut terpijat. Pijatan atau urutan tersebut dapat menghindarkan atau
menyembuhkan suatu penyakit syaraf pangkal paha (neuralgia) dan pembuluh
darah pada daerah pirenium menjadi besar dan lebih kuat. Pirenium adalah bagian
dalam tubuh manusia yang sangat penting karena pada bagian tubuh ini terdapat
alat kelamin.
Pada sikap duduk tawarruk di mana tumit kaki kiri dan
tumit kaki kanan menekan pada pangkal paha sebelah kanan serta jari-jari kiri
kanan berdiri di atas lantai. Keuntungan duduk tawarruk besar sekali dalam
kesehatan tubuh, antara lain dapat menghindari penyakit wasir, menghindari
kelenjar alat kelamin laki laki mengeras, dapat mengurangi liang dubur
tersembul keluar (prolopsusrecti) atau rahim tersembul keluar (prolopsus
uteri).
Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa shalat adalah salah satu saran yang sangat baik untuk meningkatkan
kesehatan seseorang baik jasmani maupun rohani. Shalat yang dilakukan dengan
sempurna berguna untuk memperlancar dan memperbaiki sirkulasi darah; melatih
organ paru paru dan jantung serta menormalkan pernafasan dan denyut jantung.
Juga meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot dan syaraf pengatur kelembaban
kulit, menghambat proses penuaaan sel-sel jaringan organ tubuh serta membantu
proses penyembuhan berbagai penyakit. Maka alangkah ruginya apabila ada ummat
Islam yang tidak melaksanakan shalat dengan sempurna.
Hasan Boesri, staf Litbang Kesehatan Salatiga.