Muslim dan Facebook
Update status?…hmm…mungkin ini aktivitas yang sering dilakukan oleh banyak orang. Mulai dari pelajar, pejabat, guru, ibu rumah tangga, dan seluruh lapisan masyarakat dengan memanfaatkan jejaring sosial sebagai alat komunikasi yang begitu mutakhir. Jejaring sosial yang tidak asing lagi yaitu facebook. Facebook salah satu jejaring sosial yang memiliki peminat yang sangat banyak di Indonesia. Belum lagi frekuensi peminat facebook di Indonesia sangat signifikan dibanding negara-negara lainnya. Kini facebook tidak hanya sebagai alat komunikasi yang hanya berfungsi sebagai penghantar pesan. Namun, facebook kini sudah menjadi tempat yang mudah bagi banyak orang menghumbarkan perasaannya. Baik perasaan sakit, pahit, bahagia, maupun segala perasaan yang  mungkin akan ditumpahkan di media yang menghipnotis setiap penggunanya ini. Lapisan masyarakat yang sering menggunakan facebook tidak lain dan tidak bukan adalah kalangan pelajar. Lapisan masyarakat yang begitu dekat dengan jejaring sosial facebook ini adalah pelajar sebagai sosok manusia yang beranjak dewasa dengan segala masa transisi yang dilewatinya.

Dalam perspektif Islam, pelajar adalah seorang muslim yang sedang mengenyam pendidikan di masing-masing bangku tingkatannya. Pelajar pada realitanya sangat gemar menggunakan jejaring sosial facebook dalam aspek kehidupan yang mereka jalani. Banyak diantara mereka yang bertaut dengan facebook dalam kesehariannya. Sehingga pada setiap aktivitas dan kegiatan mereka ter-update setiap saat, karena facebook sudah mewarnai setiap alat komunikasi seperti, Hp, i-Phone, Black Berry, sampai yang berbentuk tablet yang mudah dibawa kemana-mana. Kebutuhan secara psikologis tanpa terasa sudah diarahkan pada jejaring sosial facebook. Psikologis sebagai faktor dimana Facebook yang sesungguhnya memiliki asal-usul yang kebanyakan orang tidak mengetahui, memahami, dan menjadikannya sebagai tolak pikir. Sesuai yang diketahui bahwa facebook dibuat oleh seorang yahudi bernama Mark Zuckerberg. Dalam pendirian facebook dan segala fitur-fitur didalamnya sangat mencerminkan kebudayaan orang yahudi. Sebut saja salah satu fitur, dimana menjadi tempat curahan hati setiap pengguna, yaitu dinding dalam Bahasa Inggris itu wall. Pada fitur yang satu ini banyak diantara pelajar sebagai seorang muslim yang menyalahgunakan fungsional dari facebook. Facebook yang didasari dari adanya fitur dinding telah mempengaruhi segala aspek kehidupan remaja saat ini, terlebih lagi mereka yang masih aktif sebagai pelajar, baik disekolah maupun di kampusnya. Banyak diantara mereka yang mudah saja menulis status sedih, senang, murung, dan bahkan yang lebih bersifat pribadi. Sehingga facebook tanpa terasa sudah menjadi tempat berkeluh kesah, tempat mengeluh, tempat berbagi kebahagiaan, dan penderitaan sehingga semua orang yang  menjadi teman pengguna dapat mengetahui secara langsung apa yang sedang terjadi pada kawannya. Hal ini dapat memberikan dampak yang  buruk bagi akidah seorang pelajar sebagai seorang muslim. Dalam aktivitas yang tidak sesuai dengan penggunaannya, facebook dapat menyebabkan pelajar mengikuti budaya orang yahudi dengan mengeluh di dinding, karena keluh kesah kaum yahudi selalu ditimpakan pada dinding, tempat mereka meratapi segala persoalan hidup.   Terlebih lagi fitur lain yang menyebabkan pengguna facebook hanyut dalam kebanggan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya fitur yang menyediakan fasilitas untuk mengupload foto. Fitur ini menyebabkan banyak orang yang dengan bangga dan mudah menunjukkan dirinya di depan khalayak umum sebagai kawan dari pengguna facebook. Dapat kita bayangkan bahwa facebook sudah menyebabkan setiap mata melihat segala bentuk lekuk tubuh, wajah, dan bagian tubuh lainnya yang tidak pantas dihumbarkan, terlebih kepada yang bukan muhrimnya.
Hal ini membuat gerah sebagian orang yang berfikir berbeda, dimana penggunaan facebook yang sudah disalahgunakan. Kebanyakan mereka adalah pelajar yang masih menikmati dunia pendidikan harus menjadi korban terlahirnya dampak negatif dari jejaring sosial facebook. Sebagai seorang pelajar yang secara langsung dan tidak langsung juga sebagai seorang muslim harus memiliki jati diri yang kuat sebagai seorang muslim. Pada hakikatnya, perkembangan zaman akan terus berputar seiring perkembangan teknologi yang ada. Apabila keberadaan facebook yang mewarnai dunia maya telah menjadi fasilitas banyak pelajar sebagai tempat berkeluh kesah dan tempat memamerkan aurat, maka sebagai seorang pelajar yang kebanyakan juga sebagai pengguna terbanyak harus memiliki pandangan yang berbeda. Pandangan ini adalah pandangan pelajar sebagai seorang muslim dalam memanfaatkan penggunaan facebook. Sesuai yang kita ketahui bersama bahwa facebook telah hadir ditengah-tengah kehausan komunikasi yang merajalela dalam perut zaman bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya pelajar sebagai seorang muslim harus diimbangkan dengan kesetaraan jati diri dalam menggunakan facebook. Seorang pelajar memiliki jati diri sebagai seorang muslim apabila dalam praktik di realitanya, menjadikan facebook sebagai jejaring sosial yang justru memudahkan para pemikir cerdas dari kalangan pelajar. Kemudahan ini menjadi alasan dimana, pelajar sebagai seorang muslim dapat menjadikan dan memanfaatkan jejaring sosial facebook sebagai salah satu sarana, tempat, dan bagian dari meminimalisir dampak negatif dari facebook, seperti menjadikan facebook tempat untuk saling berbagi ilmu yang bermanfaat, jual beli online yang baik, dan menuliskan kata-kata hikmah penuh dengan motivasi serta kata-kata penyejuk hati yang membuat pembacanya termotivasi jauh lebih baik dari pada menjadikan facebook  sebagai salah satu sarana yang sia-sia dan mengumpulkan dosa. Dalam hal ini, seorang muslim haruslah memiliki jati diri yang pantas dihadapan Allah SWT, karena pada hakikatnya seorang muslim harus menjaga dan memelihara dirinya dari segala yang menyebabkan ia terpuruk dalam kezaliman, kesesasatan, dan keburukan yang diselimuti oleh fananya perkembangan zaman. Keberadaan facebook yang semakin canggih dari waktu ke waktu adalah salah satu bukti perkembangan zaman. Zamanlah yang harus mengikuti Islam. Maka, adanya facebook adalah buah dari perkembangan zaman dan muslim adalah subjek yang penting dalam Islam sehingga facebook harus sesuai dengan perspektif Islam, meskipun dalam asal-usulnya facebook memiliki latar belakang yang jauh dari budaya seorang muslim. Berdasarkan kenyataan diatas dalam penggunaannya, facebook telah meracuni para pengguna, khususnya pelajar sebagai umat muslim. Pelajar menjadi subjek yang disorot dalam perkembangan zaman karena pelajar adalah sosok yang akan membangkitkan kejayaan Islam. Pelajar perlu memiliki jati diri yang dapat menjauhkan dirinya dari pengikisan iman dan psikologis yang jauh dari kebenaran apabila dalam penggunaan facebook sebagai jejaring sosial telah menjadi tempat, sarana, dan fasilitas yang tidak memiliki manfaat. Hal ini dapat menjadikan peran pelajar sebagai sosok utama dalam melahirkan pergaulan muslim yang pantas dan sesuai dengan syariat Islam. Dimana, facebook dapat dijadikan oleh pelajar sebagai jejaring sosial yang pantas untuk digunakan dalam kacamata Islam yang sesuai dengan perspektif Islam. Perspektif Islam disini mengarah pada unsur-unsur kebaikan yang tertuang dalam setiap fitur-fitur yang ada dalam facebook yang pada akhirnya akan menyebabkan pengguna facebook memperoleh kebaikan dari salah satu jejaring sosial yang mengikuti perkembangan zaman ini.
Muslim dan facebook sangat erat kaitannya dengan dinamika perilaku muslim dalam realita saat ini. Subjek yang pada hal ini difokuskan pada sosok pelajar sebagai seorang muslim, membangkitkan kesadaran bersama bahwa keberadaan facebook sebagai salah satu bukti berkembangnya teknologi harus menjadi sarana, tempat, dan fasilitas yang baik dalam menggambarkan dinamika perilaku muslim apabila dalam penggunaannya terdapat sesuatu yang bermanfaat bagi seluruh pengguna facebook khususnya pelajar. Pelajar sebagai sosok muslim harus memahami bahwa dalam perkembangan zaman, penguatan jati diri sebagai seorang muslim harus diperkokoh sesuai dengan syariat Islam. Keberadaan facebook akan memberikan dampak positif bagi pelajar yang sekaligus sebagai pengguna dengan mengaplikasikan akhlak mahmudah dalam menyikapi sebuah teknologi yang berkembang. Maka dalam dinamika kehidupan, pelajar sebagai seorang muslim harus mampu membentengi diri dari indahnya teknologi yang secara perlahan akan semakin melupakan jati diri sebagai seorang muslim. Terlebih, perkembangan zaman semakin membutakan iman seorang muslim untuk senantiasa mengingat Allah SWT dengan kecanggihannya. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, sudah sepantasnyalah kita mengedepankan jati diri sebagai seorang muslim dibelakang perkembangan zaman.
(Lukman Haros_Pendidikan Bahasa Inggris) 
Pemenang Juara 1 Essay FosMai Fisip Untirta



 
Top