Pemimpin
yang Efektif
Syarat
pemimpin yang efektif
1.
Berjiwa seorang
pendidik (Murabbi)
Sarana mempengaruhi
yang paling efektif bagi seorang pemimpin adlah tarbiyah (pendidikan). Pemimpin
yang murabbi adalah yang memahami tujuan pendidikan, sasaran dan tahapannya
yang secara global terdapat dalam 3 hal ;
Pembentukan dan
pembinaan (At-takwin)
Yaitu memberikan
pengetahuan-pengetahuan tertentu dan prilaku-prilaku yang dibutuhkan dengan
menggunakan sarana-sarana dan kinetic-psikomotrik dan intelektual-kognitif yang
sesuai dalam iklim emosional-afektif yang kondusif.
Unsur mendasar dan
yang paling penting dalam proses pendidikan ini adalah (tarbiyah ruhiyah
imaniyyah) kemudian diikuti dengan unsur lainnya, seperti olah raga, pemikiran,
wawasan, politik dll.
Independensi (Al
Istiqlaaliyah)
Berarti realisasi
jati diri setiap individu yang hakiki. Pendidikan pada
fase ini memberi kesempatan kepada setiap individu untuk memperoleh pengalaman
serta pengembangan sikap spontan dan independent sehingga tercapai : tanggung
jawab, mengenali diri, menghormati orang lain. Dan yang harus dihindari dari
sikap ini adalah si pelaksana menganggap apa yang ia raih secara spontanitas
merupakan hasil jerih payahnya dan tidak ada peran pimpinan didalamnya, ini
akan membawa pada kesesatan yang menghancurkan.
Kontinuitas
Menjadikan individu
menemukan sikap kontinuitas dalam diri dan jamaahnya dengan menanamkan dan
mengokokohkan satu prinsip dalam benaknya bahwa ia adalah pewaris masa lalu dan
penanggung jawab masa depan.
Agar seseorang
mempunyai kontribusi dalam memajukan jamaahnya, ia harus memiliki sikap positif
dan bersikap sebagai mata rantai antara masa lalu dan masa depan. Keteguhan memegang asas-asas tarbiyah ini
sangatlah diperlukan dengan melalui tiga fase yang tercantum dalam sebuah ayat:
“Hai orang-orang yg beriman, bersabarlah kamu
dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu)
dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran,
3:200).
2. Berjiwa Pengajar
Tujuan-tujuan pengajaran
- Membangkitkan kemampuan, obsesi, motivasi, inovatif, dan bertanggung jawab.
- Kepercayaan thd
pemimpin
- Berkarya
3. Sarana pencapaian
tujuan
Kecintaan pada pekerjaan
Hal ini terwujud dengan memotivasi para pengikut sehingga akan timbul
obsesi. Rasulullah mencontohkan kepada kita :“ Barangsiapa membawa surat kabar
suatu kaum maka aku menjamin surga baginya.”
Rasa bertanggung jawab
Sungguh aku akan berikan panji ini esok hari kepada seseorang yang
mencintai Allah dan Rasul-Nya dan ia dicintai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.”
Tanggung jawab sangatlah penting ditumbuhkan jika tidak ada rasa tanggung
jawab pada diri individu kelompok, maka tugas kelompok itu akan berhenti,
pasif, tidak berkembang dan sia-sialah tujuan yang diharapkan.
Jiwa berjamaah.
Karakteristik
pemimpin yang efektif
Yakin akan
tugasnya.
a.
Memiliki
sasaran yang jelas dan mampu melaksanakan
b. Tenang dan mampu menahan diri
c. Bertanggung jawab
Mengenali staf dan anggotanya
Umar bin khattab
selalu memperhatikan bawahannya dan selalu berwasiat kepada setiap pemimpin:
“janganlah anda mendorong kaum muslimin untuk maju menuju kehancuran demi
mengharap harta rampasan. Dan janganlah anda memberikan kepada mereka satu
kedudukan sebelum anda mengeksplorasinya untuk mereka dan mengetahui sumbernya.”
(Ath-thabari:3/9)
Cekatan (Al
muhadarah) & penuh inovasi (Al Ibdaa’i)
Keputusan yang
tegas namun kurang sempurna dan ditindak lanjuti dengan eksekusi secara baik
lebih utama dari pada harus menunggu lama suatu keputusan yg ideal dan cermat
tapi terlambat. Dikisahkan pada Abu bakar ketika pengangkatan Khalifah
pengganti setelah Rasulullah: “Wahai saudaraku orang-orang Anshar, bukankah
kalian mengetahui bahwa Rasulullah SAW pernah memerintahkan Abu Bakar untuk
menjadi Imam dalam shalat ? maka siapakah di antara kalian yang dirinya rela
mendahului Abu Bakar!” Maka orang-orang Anshar berkata:
“Kami berlindung kepada Allah untuk mendahului Abu Bakar.” (Ath thabari:3/202)
Memberi keteladanan
dan contoh.
Satu pemimpin dapat
menggerakkan 400 kaum muslimin kepada mati syahid karena ia teguh dan menjadi
teladan bagi mereka. Hal ini terjadi ketika pasukan
Romawi melakukan ekspedisi besar-besaran terhadap kaum muslimin, dan ‘Ikrimah
bin Abi Jahal meneguhkan hati mereka. Ketika melihat mereka mundur dari
peperangan, ia berkata: “Dulu aku memerangi Rasulullah SAW pada setiap tempat
dan tidak pernah lari, lalu sekarang aku lari dari kalian semua? Sungguh
sesuatu yang memalukan.” Lalu ia menyeru kepada kaum Muslimin: “Siapa diantara
kalian yang ingin berba’it untuk syahid?” Lalu ia pun diba’iat 400 pahlawan
muslim berserta pasukan kudanya.” (Ath thabari:3/401).
Jadilah seorang pemimpin yang disiplin, proaktif, rendah diri, realistis,
dan penyayang.