BIOGRAFI
INSPIRASI HIDUP
Oleh
: Juanda, Ch, CHt
Awal
mula kehidupan saya menghirup udara dan mengeluarkan tangisan yang menandakan
bayi yang telah keluar dari rahim ibunya yang telah dikandung selama Sembilan
bulan sepuluh hari yang lahir tepat pada tanggal 22 juni 1991 dengan berjenis
kelamin laki-laki, yang lahir ditengah-tengah keluarga besar yang memang sudah
lama menanti seorang kerabat keluarga yang baru dengan harapan semuanya agar
menjadi anak yang soleh, berbakti kepada orang tua, berguna bagi bangsa dan
Negara, setidaknya hampir mirip dengan doa setiap orang jika mendoakan
anak-anaknya nanti dalam kehidupan yang akan datang.
Masa
kecil ku tidak jauh berbeda dengan masa anak-anak yang ada yaitu masih
mengalami proses dari tahap merangkak, duduk, berdiri, berjalan, yang merupakan
suatu proses perkembangan yang dialami setiap orang, peristiwa demi peristiwa
banyak sekali yang saya alami, tak terkecuali sejarah nama panggilan saya yang
disematkan oleh seorang pedagang sayur yang beretnis thionghoa yang sampai saat
ini
masih menjadi misteri kenapa saya dipanggil dengan nama indot oleh pedagang sayur itu yang pada saat itu saya baru berumur 3 tahun, yang sampai saat ini juga nama panggilan itu nggak ada nyambungnya dengan nama asli saya juanda.
masih menjadi misteri kenapa saya dipanggil dengan nama indot oleh pedagang sayur itu yang pada saat itu saya baru berumur 3 tahun, yang sampai saat ini juga nama panggilan itu nggak ada nyambungnya dengan nama asli saya juanda.
Umur
6 tahun saya pertama kali memasuki dunia pendidikan pertama kali dengan kelas
awal bertemu dengan guru yang terkenal dengan cubitan nya jika ada murid yang
berbuat onar dikelas dan saya pun tidak tertinggal ddengan sejarah menjadi
murid pertama yang merasakan gaya
gesekan dengan hikmah cinta terhadap murid-muridnya, himahnya adalah bahwa
tidak pernah ketinggalan nama saya selalu masuk ranking 10 besar dikelas sejak
dari kelas 1 sampai kelas 6 Sd yang sampai saat ini saya pun masih nggak
percaya dengan prestasi saya seperti ini.
Sejak
Sd pun sejarah pun telah kubuat dengan menjadi anak yang telah mempunyai uang
sendiri semenjak kelas 3 Sd dari hasil penjualan kue yang saya jual dari jam
setngah 6 hingga jam 7 dan kegiatan rutin ini saya lakukan hingga saya menempuh
sekolah menengah pertama dengan rasa bangga saya pun tinggalkan profesi jualan
kue itu ketika merangkak ke kelas VIII Smp 2 pangkalan baru yang terletak di
kecamatan bersebelahan dengan desa tempat tinggal ku dan beralih bekerja
menjadi kuli dipasar ikan didesa saya.
Semasa
saya di sekolah menengah pertama ini banyak hal yang saya temukan, atmosfir
yang berbeda 180 derajad dengan atmosfir yang terdapat dilingkungan sekolah
dasar, karena dimasa masuk sekolah saya merasakan suatu hal yang rasanya sangat
indah dan belum pernah kurasakan sebelumnyayang diakibatkan ketika punya
rasa ketertarikan dengan mahluk yang
telah diciptakan dari salah satu tulang rusuk sebelah kiri laki-laki itu, yah,
ketertarikan kepada seorang wanita yang mungkin ini hampir setiap kaum adam
mengalami hal ini dan berarti menandakan bahwa saya masih normal dari dulu
hingga sekarang.
Dimasa
sekolah menengah pertama ini tidak begitu banyak hal-hal yang membuat sesuatu
yang saya rasa membuat diri saya dan orang disekitar saya bangga karena saya
tidak teralalu memanfaatkan masa-masa SMP ku walaupun nanti ketika aku SMA
pernah terpikir bahwa saya telah merugi selama 3 tahun tidak melakukan hal-hal
yang menarik atau yang berkesan tapi seperti itulah kehidupan bahwasanya
penyesalan selalu datang pada saat penyesalan dan itu Alhamdulillah masih
saya rasakan yang menandakan juga bahwa
saya masih sama dengan orang-orang pada umumnya walaupun ini merupakan suatu
sikap yang negative.
Setelah
menamatkan sekolah menengah pertama selama 3 tahun, tidak melakukan pikir
panjang saya pun langsung mengambil keputusan untuk melanjutkan sekolah
menengah atas mengingat latar belakang kondisi keluarga saya pas-pasan, memang
merupakan suatu pilihan yang harus diambil karena saya punya alasan yang besar
kenapa saya harus melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tingggi lagi
walaupun resikonya saya harus bekerja untuk membantu biaya sekolah yang masih
ditanggung oleh orang tua saya.
Mei
berakhir dan digantikan awal bulan juni yang merupakan bulan awal masa putih
abu-abu saya dimulai dengan permulaan kegiatan masa orientasi siswa atau yang
sering disingkat dengan kata MOS, kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang
telah membuka suatu informasi yang sangat penting sekali karena pada saat MOS
ada seorang laki-laki yang berwajah sinis, berkulit hitam, berambut keriting,
bermata besar, dan tubuh yang kekar duduk dalam satu meja tepat sebelah kursi
yang saya duduki dan ternyata salah satu panitia kegiatan ini adalah merupakan
seorang laki-laki yang masih berstatus warga desa kurau timur dimana itu adalah
desa tempat tinggal saya.
Panitia
laki-laki itupun mendekati meja saya dengan laki-laki yang bercirikan sangat
berbeda 180 derajat dengan saya itu seraya mengatakan pada laki-laki disebelah
saya dengan kata “lah, kalian berdua kan
bersaudara, kenapa duduknya satu meja kayak gini”, tersentak ruangan
menjadi diam, sunyi, dan semua mata tertuju pada kami semua seraya berkata
semua orang dalam kelas “apakah mereka
benar-benar adik dan kakak ?”, dan itulah ulah yang saya buat dengan kakak
saya pada saat itu dengan duduk satu meja dan ternyata ketahuan juga bahwa saya
merupaka satu darah dengan laki-laki yang bercirikan itu tadi.
Pada
saat masa belajar masih dalam ruang kelas yang bermerek didepan pintu kelas X,
saya sangat tidak suka dengan pelajaran yang eksakta itu dengan rumus-rumus
yang mengahancurkan tumpukan otak yang padat dikepala dan hitung-hitungan gaya
gravitasi yang mengakibatkan sakit kepala migranpun datang pada saat
rumus-rumus yang dikeluarkan dan ternyata diakhir semester pun hasil dari mata
pelajaran Kimia, Fisika dan biologi mendapatkan nilai yang pantas dengan hasil
belajar yang saya lakukan dan berbanding lurus dengan apa saya pilihkan dalam
peminatan ketika naik kekelas XI yaitu minat ke Ilmu Pengetahuan social.
Dikelas
XI inilah merupakan masa puncak dari seluruh masa remaja saya sebelum menuju
masa dewasa dengan keaktifan saya dalam suatu organisasi intra sekolah (OSIS),
dalam proses keaktifan saya diorganisasi dengan berbagai kegiatan yang saya
lakukan pada saat perayaan hari besar islam ataupun kegiatan kelas akhir
semester semisal class metting, dengan partisipasi diri saya dalam mengikuti
berbagai kegiatan, saya seakan-akan menemukan jati diri saya sebagai manuasia
yang pada hakikatnya merupakan mahluk social dan mahluk yang berjiwa saling
tolong menolong dan keadaan seperti inipun telah merubah karakter diri saya
dengan bergabung dan aktif dalam suatu pertemuan mingguan yang sering disebut
dengan mentoring SMA.
Ketika
saya mengenal Tarbiyah dalam hidup saya, saya seperti mendapatkan cinta dan
kasih sayang yang tidak perah putus yang saya dapatkan dari teman-teman
tarbiyah saya di SMA, inilah saya mulai berfikir dewasa, dari tarbiyah membuka
pengetahuanku yang sempit menjadi luas, menambah ilmuku yang dangkal menjadi
dalam, dari hasil materi setiap pecan sekali yang diberikan oleh Pembina yang
sampai saat inipun masih erat hubungan saya dengan beliau walaupun seudah
berapa nggak bertemu tetapi itulah ukhuwah yang saya dapatkan dari tarbiyah.
Kondisi-kondisi
seperti ini selalu kurasakan sehingga pada waktu menjelang kelulusan pun, Murrobi yang sering kami panggil kepada
Pembina yang mengisi kajian mentoring itu membakar semangat pada diri saya
khusunya untuk membuat mimpi-mimpi yang ingin dicapai seraya mengatakan
bahwasanya “Mimpi Kemaren Adalah
Kenyataan sekarang dan Mimpi Sekarang Adalah Kenyataan Yang Akan Datang” dan saya pun tidak segan-segan menulis
berbagai macam mimpi yang ingin saya raih dalam secarik kertas yang salah satu
saya tulis pada kertas itu adalah saya ingin kuliah keluar Pulau Bangka
Belitung .
Dan
pada saat saya dinyatakan lulus ujian nasional dari amplop yang berisikan
kertas pernyataan lulus itu, saya langsung segera mengambil ancang-ancang untuk
mengambil sikap untuk meanjutkan study diluar daerah, tetapi itu semua menjadi
pesimis dalam kenangan ketika orang tua saya tidak mampu untuk membiayai kuliah
saya yang memang pada saat itu keluarga saya dapat gunjingan dari tetangga
sekitar rumah yang mengatakan bahwa “jika
saya kuliah maka rumah kami bisa-bisa terjual karena biaya kuliah yang tinggi”,
karena hal itupun saya berusaha mengikuti beasiswa yang diprogramkan oleh dinas
perindustrian daerah dengan study di Jakarta, tetapi saya tidak lulus pada
seleksi berkas dan saya pun sudah hampir menghapuskan mimpi saya untuk keluar
daerah itu dan beralih menatap kuliah di kampus Universitas Bangka Belitung
dengan pilihan jurusan Perikanan.
Tidak
lama setelah kabar berkas beasiswa yang saya ajukan ke dinas perindutrian itu,
paman saya yang tinggal dibengkulu pun menelpon orang tua saya seraya mengajak
saya untuk kuliah diuniversitas Bengkulu karena paman saya berdomisili di kota
Bengkulu yang jarak rumahnya dengan lokasi kampus tidak jauh dari rumah paman
saya itu, dan setelag kabar itupun ibu saya punya pemikiran yang lain dan
berniat memberangkatkan saya ke Bengkulu karena memang saya sudah semangat
sekali untuk kuliah diluar daerah., walaupun itu bukan di Jogjakarta yang
merupakan kota pelajar atau dikampus-kampus terkenal yang terdapat dipulau
padat penduduk ini.
Stelah
pikir panjang dan memikirkan resikonya atas keberangkatan saya dan pada
akhirnya hari sabtu saya berangkat sendirian ke Bengkulu dengan modal yang bisa
dikatakan Nekat sekali karena ini merupakan suatu perjalanan yang pertama kalinya
saya keluar dari pulau kaya akan tambang timahnya ini tetapi pengetahuan yang
dangkal akan dunia luar itu seakan-akan hilang tak terbekas jika saya berpikir
tentang mimpi saya kuliah keluar daerah terwujud dan akan menjumpai Provinsi
Bengkulu yang dulu sejak SD saya hanya tahu satu tentang Bengkulu yaitu bunga
bangkainya itu.
Saya
berangkat pada saat selesai sholat subuh dengan menggunakan bus malam yang
menuju ke ujung utara pulau Bangka yang nanti akan menyebrangkan saya
menggunakan kapal cepat meuju Palembang, setiba di palembang saya mengalami
penipuan harga ongkos bus yang akan menuju Bengkulu karena saya pada sore itu
membeli dengan calo tiket bus sriwijaya yang harganya dinaikkan setengah dari
harga normal tetapi saya berterimaksih karena saya juga nggak tau dimana
tempatnya tetapi saya diantar langsung keterminal busnya dan jam 3 sore pun bus
berjalan menuju kota Bengkulu yang kata supirnya akan tiba pada waktu subuh
jika perjalanannya lancar.
Setiba
dikota Bengkulu saya pun disambut oleh paman saya yang dijemput dengan motornya
dan langsung menuju kerumahnya yang terletak dipinggir pantai yang bernama
pasar Bengkulu, dan setiba dirumah saya pun disambut dengan hangat oleh
keluarganya yang memang hampir semua anaknya yang tinggal dirumah sederhana
itupun berjenis kelamin perempuan.
Saya
habiskan 2 minggu tinggal dirumah itu dan pada akhirnya tibalah hari yang saya
tunggu dari perjalanan panjang ini yaitu tes masuk perguruan tinggi negeri
dikampus universitas Bengkulu, pada saat tes saya mengenal beberapa orang yang
memang tidak berkesan pada diri saya karena sikap mereka yang saya rasa masih
seperti jahiliah dan pada saat itupun saya mencari orang-orang yang tarbiyah
karena pesan teman saya sebelum saya berangkat adalah aktivis tarbiya terdapat
dimana-mana, maka carilah keberadaan mereka sehingga engkau akan terbantu
dengan kehadiran mereka.
Setelah
tes, pengumuman lulus pun beredar disurat kabar harian local yang ada
dibengkulu yang memuat tetang hasil tes ujian masuk perguruan tinggi
universitas Bengkulu dan setelah itu saya pun mengurusi berkas-berkas untuk
siap-siap memasuki dunia baru dinegeri perantauan dan orang-orang tarbiyahpun
pada hari itu belum saya temukan, hingga pada saat masa orientasi pengenalan
kampus saya ikuti dan pada saat inilah Alloh mentakdirkan saya bertemu dengan 2
orang laki-laki yang memakai jaket menandakan mereka adalah aktivis dakwah
kampus.
Setelah
perjumpaan itulah membuka ruang jaringan tarbiyah saya dikampus dan telah
banyak kenal dengan para aktivis dakwah kampus dan merupakan langkah-langkah
wala yang besar dengan bertemunya saya dengan wajah-wajah yang pada saat ini
masih saya ingat senyum dan candaan mereka ketika masih dalam satu lembaga yang
bernaungan nama Ukm Kerohanian Universitas Bengkulu, dan hingga saat ini saya
pun terbilang aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Ukm yang sering
disebut para teman-teman yang punya jaket yang sama itu.
Kini
saya menatap hal yang sangat besar dann positif sekali terhadap lembaga yang
sampai saat ini saya masih tetap istiqomah bekerja dan rutin tarbiyah dalam
orientasi menuju kehidupan yang akan datang dengan mimpi-mimpi besar saya yang
masih banyak belum saya coret karena memang belum terealisasi selama hidup yag
saya jalani tetapi saya jalani ini dengan langkah-langkah optimis dan yakin
bahwa harapan itu masih ada dan saya pastikan bahwa saya bisa seperti mereka
yang bisa.
Dan
kisah ini akan tetap berlanjut selama langkah-langkah kuat yang optimis ini
bergerak dengan seiring tarbiyah yang saya jalani rutin hingga saat ini
menjadikan kasih saying dan cinta menjulur terus tanpa pernah putus, dan ini
akan berlanjut dan pasti beranjut ketika masih punya kemampuan untuk
mencapainya dan jika saya sudah membuktikan pada diri saya sendiri tentang
tekad yang yang saya lakukan maka pastika diri kalian juga bisa melakukan
apa-apa yang sudah kalian tekadkan dengan niat yang tulus, akan berjalan mulus, hingga akan mencapai tujuan yang telah
kita buat dalam scenario hidup kita…