RESUME BUKU MEMBINA ANGKATAN MUJAHID
Pengarang: Sa’id Hawwa
Al-Islamu Ya’lu wa La Yu’la ‘Alaih
(Islam itu tinggi dan tidak ada yang melebihi ketinggiannya)
Marilah kita amati kata-kata Ustadz Hasan Al-Banna sehubungan dengan tarbiyah yang merupakan sebagian dari alam pemikirannya.
“Pendidikan dan pembinaan umat, memperjuangkan prinsip-prinsip nilai dan pencapaian cita-cita sesungguhnya memerlukan pertisipasi seluruh umat, atau paling tidak sekelompok dari mereka, yakni memperjuangkan tegaknya:
· Kekuatan jiwa yang besar, yang dimenifestasikan dalam bentuk tekad yang kuat dan tegar.
· Kesetiaan yang utuh, bersih dari sikap lemah dan munafik.
· Pengorbanan yang suci, yang tidak diperdayakan oleh sifat tamak dan bakhil.
Selain itu juga mengetahui, meyakini dan menjunjung tinggi prinsip yang menjamin terpeliharanya diri dari kesalahan, penyelewengan, bujuk rayu dan tipu daya.”
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada Hudzaifah.
“Hendaklah kamu komitmen bersama jamaah kaum muslimin dan imamnya.”
Salah satu prinsip dasar yang tidak boleh diabaikan oleh seorang muslim adalah bahwa umat Islam harus mempunyai jamaah dan imam. Menegakkan hukum Islam merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka hal itu menuntut adanya sebuah jamaah yang bekerja untuk memperjuangkannya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mewariskan kepada kita Al-Quraan, As-Sunnah, contoh aplikasinya dan produk yang dihasilkan dari ilmu dan amal. Proses menghidupkan Islam menyangkut juga hal-hal berikut:
a. Fiqih Dusturi ( Fiqih Negara ), memformat kehidupan islam dengannya.
b. Fiqih Niqabah ( Sistem Perserikatan Dagang ), berbagai masalah kongsi dagang harus berangkat dari fiqih islam dalam pelaksanaanya.
c. Qawanin ( Undang-undang ), baik menyangkut undang-undang sipil, kriminal, personal, negara, niaga atau lainnya.
d. Sistem Rumah Tangga Islami
e. Mengembalikan dinamika kehidupan umat islam, untuk menegakkan risalah islam, agar kalimat Allah menjadi yang tertinggi dibumi ini.
Menghidupkan Islam ini adalah menghidupkan sistem nilai Islam, baik secara global maupun sektoral.
Kita hendaknya memahami permasalahan dakwah kita. Kita harus pandai mendakwahkannya. Pembicaraan tentang ruh, jiwa, hati, kebutuhan hati kan dinamika, kebutuhan jiwa akan kebersihan dan kebutuhan ruh akan pengabdian yang ikhlas kepada Allah. Kita harus memahami kapasitas intelektual orang yang kita ajak bicara.
Tangung jawab terbesar kita adalah melakukan tajdid ( pembaruan ) dan naql ( alih generasi ). Yakni pembaruan ajaran Islam dan proses perubahan terhadap pribadi muslim dari satu kondisi ke kondisi yang lain dan perubahan umat Islam dari satu fase ke fase yang lain.
Tingkatan amal dan tujuan yang dituntut dari seorang yang tulus adalah:
- Perbaikan diri sendiri/individu: menjadi orang yang kuat fisiknya, kokoh akhlaknya, luas wawasannya, mampu mencari penghidupan, selamat akidahnya, benar ibadahnya, pejuang bagi dirinya sendiri, penuh perhatian akan waktunya, rapi urusannya dan bermanfaat bagi orang lain.
- Pembentukan keluarga muslim/rumah tangga
- Bimbingan masyarakat/masyarakat muslim
- Pemerintahan: memperbaikinya sehingga menjadi pemerintah islam yang baik.
- Daulah Islamiyah: daulah yang meminpin negara-negara Islam dan menghimpun ragam kaum muslimin.
- Tegaknya Daulah dan Khilafah Islamiyah: semua negara Islam harus bebas dari cengkeraman kekuasaan asing
- Dunia seluruhnya hanya tunduk kepada Allah Ta’ala: daulah islamiyah itu mengibarkan panji-panji jihad dan dakwah, sehingga dunia seluruhnya akan menjadi berbahagia dengan ajaran-ajaran Islam.
Tentang Sarana untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah:
- Sarana pada tujuan pertama: sarana untuk membentuk pribadi muslim ini ada tiga, yaitu: murabbi (pembina), manhaj (sistem) dan lingkungan yang sehat.
- Sarana pada tujuan yang kedua: terwujudnya rumah tangga muslim, harus memberikan perhatian yang besar terhadap persoalan rumah tangganya.
- Sarana pada tujuan ketiga: terwujudnya masyarakat muslim, terdiri dari tiga tahap, yaitu: ta’rif (pengenalan), takwin (pembinaan) dan tanfidz (penerapan).
- Sarana pada tujuan keempat: menegakkan pemerintahan Islam di setiap negeri. Ustadz Hasan Al-Banna lebih mendahulukan kekuatan akidah, iman, persatuan dan ikatan hati sebelum kekuatan lainnya.
- Sarana pada tujuan kelima: terwujudnya negara Islam inti. Menegakkan sebuah negara Islam yang besar, yang memiliki kekuatan pengaruh dalam bidang politik, ekonomi, dan teknologi di sebagian besar wilayah bumi, atau di negara yang memiliki wilayah teritorial luas.
- Sarana pada tujuan keenam: menegakkan negara Islam yang tunggal atau menegakkan negara kesatuan Islam yang menghimpun seluruh negara Islam yang tunduk dibawah satu pucuk pimpinan pusat dan diketuai oleh seoarang imam. Sarananya yaitu melangkah diatas mukadimah yang benar, yakni tegaknya kaidah-kaidah yang benar, yang dari sanalah Islam diberbagai wilayah bertolak.
- Sarana pada tujuan ketujuh: menegakkan negara Islam internasional yang berkah dan rahmatnya menaungi semua bangsa di dunia. Sarananya yaitu beraktivitas terus menerus yang sesuai dan layak untuk memastikan bahwa dunia akan menerima dakwah ini.
Tahapan-tahapan Dakwah:
1. Ta’rif: menyebarkan fikrah Islam di tengah masyarakat. Sistem dakwah untuk tahapan ini adalah sistem kelembagaan
2. Takwin: melakukan seleksi terhadap anasir positif untuk memikul beban jihad dan untuk menghimpun berbagai bagian yang ada.
3. Tanfidz: jihad, tanpa kenal sikap plin plan, kerja terus menerus untuk menggapai tujuan akhir dan kesiapan menanggung cobaan dan ujian yang tidak mungkin bersabar atasnya kecuali orang-orang yang tulus.
Risalah Ta’alim dan Sendi-sendi Pembentukan Pribadi Islami
- Fahm (pemahaman): yakin bahwa fikrah kita adalah ‘fikrah islamiyah yang bersih’.
- Ikhlas: akhul muslim dalam setiap kata, aktivitas dan jihadnya harus dimaksudkan semata-mata untuk mencari ridha Allah dan pahala-Nya, tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan, penampilan, pangkat, gelar, kemajuan atau keterbelakangan.
- Amal (aktivitas): buah dari ilmu dan keikhlasan
- Jihad: sebuah kewajiban yang hukumnya tetap hingga hari kiamat.
- Tadhiyah (pengorbanan): pengorbanan jiwa, harta, waktu, kehidupan dan segala sesuatu yang dipunyai oleh seseorang untuk meraih tujuan.
- Taat: menunaikan perintah dengan serta merta, baik dalam keadaan sulit maupun muda, saat bersemangat maupun malas.
- Tsabat (keteguhan): seorang hendaknya senantiasa bekerja sebagai mujahid dijalan yang mengantarkan pada tujuan, betapapun jauh jangkauannya dan lama masanya hingga bertemu dengan Allah dalam keadaan yang tetap demikian.
- Tajarrud (kemurnian): membersihkan pola pikir dari prinsip nilai dan pengaruh individu yang lain, karena ia adalah setinggi-tinggi dan selengkap-lengkap fikrah.
- Ukhuwah (persaudaraan): terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah adalah sekokoh-kokoh dan semulia-mulianya ikatan.
- Tsiqah (kepercayaan): rasa puasnya seorang tentara atas komandannya, dalam hal kapasitas kepemimpinannya maupun keikhlasannya, dengan kepuasan mendalam yang menghasilkan perasaan cinta, penghargaan, penghormatan dan ketaatan.