BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Efektivitas dalam kegiatan organisasi dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang menunjukkan sejauh mana sasaran telah dicapai. Sumaryadi (2005:105) berpendapat dalam bukunya ”Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah” bahwa: Organisasi dapat dikatakan efektif bila organisasi tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Efektivitas umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif dan operasional. Dengan demikian pada dasarnya efektivitas adalah tingkat pencapaian tujuan atau sasaran organisasional sesuai yang ditetapkan. Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini dapat diartikan, apabila sesuatu pekerjaan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan, dapat dikatakan efektif tanpa memperhatikan waktu, tenaga dan yang lain.

Dalam hal efektivitas dalam suatu pelayanan yang bersifat elektronik, yang difasilitasi oleh suatu lembaga pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan sama yaitu untuk mencapai suatu tujuan atau output dari pelayanan elektronik diberikan, agar nantinya objek yang mendapatkan pelayanan ini bisa merasakan suatu kepuasan dari pelayanan yang diberikan, dan memang diberlakukannya pelayanan yang bersifat elektronik ini agara memudahkan objek yang akan dilayanai yang dijelaskan dengan teori oleh Mc Leod yang dikutip oleh Azhar Susanto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen mengatakan bahwa :“Efektivitas artinya informasi harus sesuai dengan kebutuhan pemakai dalam mendukung suatu proses bisnis, termasuk di dalamnya informasitersebut harus disajikan dalam waktu yang tepat, format yang tepat sehingga dapat dipahami, konsisten dengan format sebelumnya, isinya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan lengkap atau sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan” (Mc Leod dalam Susanto, 2007:41).
Pelayanan publik yang sering dikatakan sebagai pelayanan public E-government,  merupakan pelayanan public dengan fasilitas pelayanan menggunakan elektronik, dan inilah yang dilakukan oleh Universitas Bengkulu dalam meningkatkan mutu dan mengikuti perkembangan yang sekarang sudah banyak menggunakan IPTEK dalam mengoptimalkan mahasiswa, agar nantinya mahasiswa mendapatakan suatau kemudahan dalam melakukan
administrasi yang sering dilakukan didunia pendidikan, dalam hal ini berkaitan dengan Portal Akademik dalam penggunaannya, ada berbagai fitur atau akses yang bisa digunakan dalam portal akademik ini, sesuai dengan lembaga yang membuat system online ini yaitu BATIK selaku lembaga yang dibidang teknologi dikampus Universitas Bengkulu.
Portal akademik yang pada tahun 2010 mulai difungsikan ini, jika dilihat dari fitur-fitur yang terdapat pada portal itu sendiri terlihat lebih meyakinkan, sebab isinya berupa beberapa layanan semisal, pengisian KRS, Transkip nilai, diskusi mahasiswa, dan berbagai informasi yang memang berkaitan dengan akademik mahasiswa, jika dilihat dari layanan ini memang merupakan fasilitas yang sangat membantu berbagai hal yang dibutuhkan oleh mahasiswa yang bisa berupa akademik atau hal-hal yang lainnya, dan sesuai dengan tujuaanya yaitu untuk mempermudah mahasiswa dalam pemanfaatan teknologi dalam administrasi perkuliahan.
Dalam hal portal akademik yang ada dikampus Universitas Bengkulu ini, dilihat ada kondisi yang terjadi dilapangan bahwasanya portal akademik hanya diguunakan mahasiswa dalam pengisian KRS, selain dari itu sampai saat ini belum bisa digunakan atau bisa dikatakan bahwa portal akademik hanya digunakan mahasiswa untuk mengisi KRS pada saat awal-awal perkuliahan, dan untuk program atau fitur-fitur yang lain sampai saat ini belum digunakan oleh mahasiswa padahal jika kita lihat dari fiturnya itu banyak kemanfaatan yang bisa didapatkan oleh mahasiswa dan dosen, tetapi ini terjadi dikampus Universitas Bengkulu dalam hal pemanfaatan portal akademik ini.
Pemanfaatan portal akademik yang telah dibuat oleh Batik, selaku lembaga yang berkenaan dalam hal ini belum ada suatu gebrakan yang baru ataupun sosialisasi, dan jika berbicara sosialisasi ini, batik hanya melakukan sosialisasi pada mahasiswa baru dan setelah itu sudah tidak ada lagi, selain kurangnya pemanfaatan dari segi program yang telah tersedia diportal akademik itu sendiri, banyak sekali masalah jika kita lihat dari keluhan mahasiswa ketika masa pengisian KRS, yaitu terdapat gangguan yang menyebabkan mahasiswa terkendala ketika mengisi KRS dan ini telah terjadi 3 tahun setelah diterapkannya system pengisian KRS online ini, tetapi sampai saat ini juga dari pihak lembaga yang bersangkutan pun belum mengambil tindakan apapun yang menyebabkan banyak mahasiswa yang pada akhirnya tidak bisa mengisi KRS.


Selama ini pemanfaatan portal akademik yang seharusnya bukan hanya  mahasiswa yang memanfaatkannya sebagai pengguna atau penerima layanan, tetapi dosen juga sebagai seorang pengajar atau akademisi juga dalam hal ini mempunyai suatu kewajiban atas portal akademik ini karena paling tidak fungsi dosen dengan adanya portal tersebut, bisa membantu dosen dalam pemberian nilai hasil semesteran mahasiswa atau bisa juga memberikan tugas melalui program yang telah tersedia pada portal akdemik itu sendiri, jika seperti ini dilaksanakan maka sudah dapat dipastikan antara dosen dan mahasiswa bisa mendapatkan keuntungan yang sama, dalam artian keuntungan mahasiwa  jika ingin mencari tugas bisa langsung membuka saja portal akademiknya tanpa menemui dosen yang bersangkutan, dan untuk dosen yang bersangkutan bisa mendapatakan kemudahan dalam hal pemberian tugas dengan melalui system online yang terdapat diportal akademik ini.
Dalam hal penggunaan portal akademik ini, peneliti melihat belum ada pelayanan yang begitu optimal dalam penggunaan system layanan E-goverement ini, terlihat dari penggunaannya hanya pada saat pengisian kartu rencana studi atau pada saat melihat hasil nilai semesteran yang mana hasil semesteran itu terdapat di portal akademik ini, dan yang harus diingat adalah bahwasanya system layanan yang tujuannya paling tidak ingin mempermudah semua civitas akademika ynag ada dikampus dalam hal administrasi atau penggunaan secara teknik, masih banyak yang mengeluh dalam pealayanan ini, walaupun system ini sudah berjalan tiga tahun semenjak digunakan pada tahu 2010 hingga sekarang tetapi proses optimalisasi dalam penggunaannya belum terlihat begitu memuaskan, yang seharusnya dalam kurun waktu tiga tahun itu system yang telah dibuat sudah bisa dimanfaatkan secara efektif oleh civitas akademika.
Jika kondisi memang terlihat seperti ini yang mana portal akademik digunakan hanya pada saat pengisian kartu rencana studi (KRS) online, maka ini bisa dikatakan jauh sekali dari yang namanya efektivitas dari pelayanan public yang ingin dimanfaatkan oleh mahasiswa dan dosen terkait objek pelayanan public, sehingga lembaga BATIK sebagai lembaga penanggung jawab penyediaan portal akademik ini dituntut kerja professionalnya dalam hal peningkatan mutu dan kualitas dari system yang telah dibuat ini sehingga masyarakat kampus bisa dengan mudah mengakses berbagai macam yang berkaitan penunjang dalam perkuliahan didapatkan dari portal akademik itu sendiri.

1.2  RUMUSAN MASALAH
      Rumusan masalah yang dirancang dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.      Apakah sudah efektif pemanfaatn portal akademik yang ada di universitas Bengkulu  ?
2.      Jika belum, apa yang jadi penyebab belum efektifnya pemanfaatan portal akademik universitas Bengkulu ?
3.      Apa solusli yang harus dilakukan agar portal akademik menjadi efektif di civitas akademika universitas ?

1.3   TUJUAN DAN MANFAAT
1.3.1        TUJUAN
Dengan adanya penelitian ini dilakukan, agar mengetahui apakah sudah efektif atau tidak mengenai pemanfaatan portal akademik yag ada diuniversitas Bengkulu, dan agar diketahui peneyabab jikalau belum efektif penggunaan portal akademik yang ada dilingkungan kampus universitas Bengkulu, serta mendapatkan solusi apa yang harus dilakukan agar portal akademik menjadi efektif dalam pemanfaatannya.
1.3.2        MANFAAT
1.      Agar nantinya dengan hasil penelitian ini, bisa mendorong lembaga BATIK untuk melakukan Revitalisasi terhadap portal akademik.
2.      Nantinya portal akademik bisa berfungsi tidak hanya untuk pengisian KRS, tetapi bisa digunakan dengan hal yang lainnya berkaitan dengan akademik.
3.      Bisa mengembangkan potensi dan pengetahuan ilmu pengetahuan dan teknologi mahasiswa dalam hal teknologi.


                                                BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil, atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah popular mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Robbins memberikan definisi efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Efektivitas organisasi adalah konsep tentang efektif dimana sebuah organisasi bertujuan untuk menghasilkan. Organizational effectiveness (efektivitas organisasi) dapat dilakukan dengan memperhatikan kepuasan pelanggan, pencapaian visi orgaisasi, pemenuhan aspirasi, menghasilkan keuntungan bagi organisasi, pengembangan sumber daya manusia organisasi dan aspirasi yang dimiliki, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat di luar organisasi.
Bamard (1938:20) menyatakan bahwa efektivitas organisasi merupakan kemahiran dalam sasaran spesifik dari organisasi yang bersifat objektif (“if it accomplished its specific objective aim”). Schein dalam bukunya yang berjudul Organizational Psychology mendefinisikan efektivitas organisasi sebagai kemampuan untuk bertahan, menyesuaikan diri, memelihara diri dan juga
Menurut Ravianto (1989:113), pengertian efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif.

           Ndraha (2005:163), efisiensi digunakan untuk mengukur proses, efektivitas guna mengukur keberhasilan mencapai tujuan”. Khusus mengenai efektivitas pemerintahan, Ndraha (2005:163) mengemukakan :
Efektivitas (effectiveness) yang didefinisikan secara abstrak sebagai tingkat pencapaian tujuan, diukur dengan rumus hasil dibagi dengan (per) tujuan. Tujuan yang bermula pada visi yang bersifat abstrak itu dapat dideduksi sampai menjadi kongkrit, yaitu sasaran (strategi). Sasaran adalah tujuan yang terukur, Konsep hasil relatif, bergantung pada pertanyaan, pada mata rantai mana dalam proses dan siklus pemerintahan, hasil didefinisikan. Apakah pada titik output? Outcome? Feedback? Siapa yang mendefinisikannya : Pemerintah, yang-diperintah atau bersama-sama?
Apapun penilaiannya, efektivitas birokrasi yang menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintah menjadi hal yang sangat penting dalam proses penyelenggaaan pemerintahan daerah.
Barnard (dalam Prawirosoentono, 1997: 27) berpendapat “Accordingly, we shall say that an action is effective if it specific objective aim. It is efficient if it satisfies the motives of the aim, whatever it is effective or not.” Pendapat ini antara lain menunjukkan bahwa suatu kegiatan dikatakan efektif apabila telah mencapai tujuan yang ditentukan.
Mengutip Ensiklopedia administrasi, (The Liang Gie, 1967) menyampaikan pemahaman entang efektifitas sebagai berikut :
Efektifitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki, kalau seseorang melakukan suatu perbuatan denngan maksud tertentu yang memang dikehendaki. Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendaki.

Menurut Martani dan Lubis (1987:55), ada tiga pendekatan dalam mengukur efektivitas organisasi, yaitu:
1.      Pendekatan sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
2.      Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.

3.       Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output,
mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai                          dengan rencana.

Steers mengemukakan bahwa efektivitas bersifat abstrak, oleh karena itu hendaknya efektivitas tidak dipandang sebagai keadaan akhir akan tetapi merupakan proses yang berkesinambungan dan perlu dipahami bahwa komponen dalam suatu program saling berhubungan satu sama lain dan bagaimana berbagai komponen ini memperbesar kemungkinan berhasilnya program.

         Gibson (1984:38) mengungkapkan tiga pendekatan mengenai efektivitas yaitu:
1.       Pendekatan Tujuan. Pendekatan tujuan untuk mendefinisikan dan mengevaluasi efektivitas merupakan pendekatan tertua dan paling luas digunakan. Menurut pendekatan ini, keberadaan organisasi dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pendekatan tujuan menekankan peranan sentral dari pencapaian tujuan sebagai kriteria untuk menilai efektivitas serta mempunyai pengaruh yang kuat atas pengembangan teori dan praktek manajemen dan perilaku organisasi, tetapi sulit memahami bagaimana melakukannya. Alternatif terhadap pendekatan tujuan ini adalah pendekatan teori sistem.
2.       Pendekatan Teori Sistem. Teori sistem menekankan pada pertahanan elemen dasar masukan-proses-pengeluaran dan beradaptasi terhadap lingkungan yang  lebih luas yang menopang organisasi. Teori ini menggambarkan hubungan organisasi terhadap sistem yang lebih besar, dimana organisasi menjadi bagiannya. Konsep organisasi sebagian suatu sistem yang berkaitan dengan sistem yang lebih besar memperkenalkan pentingnya umpan balik yang ditujukan
       sebagai informasi mencerminkan hasil dari suatu tindakan atau serangkaian tindakan oleh seseorang, kelompok atau organisasi. Teori sistem juga menekankan pentingnya umpan balik informasi. Teori sistem dapat disimpulkan:
(1)    Kriteria efektivitas harus mencerminkan siklus masukan-proses-keluaran, bukan keluaran yang sederhana, dan
(2)    Kriteria efektivitas harus mencerminkan hubungan antar organisasi dan lingkungan yang lebih besar dimana organisasai itu berada. Jadi efektivitas organisasi adalah konsep dengan cakupan luas termasuk sejumlah konsep komponen.
(3)   Tugas manajerial adalah menjagakeseimbangan optimal antara komponen dan bagiannya
3.       Pendekatan Multiple Constituency. Pendekatan ini adalah perspektif yang menekankan pentingnya hubungan relatif di antara kepentingan kelompok dan individual dalam hubungan relatif diantara kepentingan kelompok dan individual dalam suatu organisasi. Dengan pendekatan ini memungkinkan pentingnya hubungan relatif diantara kepentingan kelompok dan individual dalam suatu organisasi. Dengan pendekatan ini memungkinkan mengkombinasikan tujuan dan pendekatan sistem guna memperoleh pendekatan yang lebih tepat bagi efektivitas organisasi.
Robbins (1994:54) mengungkapkan juga mengenai pendekatan dalam efektivitas organisasi:
1.       Pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approach). Pendekatan ini memandang bahwa keefektifan organisasi dapat dilihat dari pencapaian tujuannya (ends) daripada caranya (means). Kriteria pendekatan yang populerdigunakan adalah memaksimalkan laba, memenangkan persaingan dan lain sebaginya. Metode manajemen yang terkait dengan pendekatan ini dekenal dengan Manajemen By Objectives (MBO) yaiutu falsafah manajemen yang menilai keefektifan organisasi dan anggotanya dengan cara menilai seberapa jauh mereka mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
2.       Pendekatan sistem. Pendekatan ini menekankan bahwa untuk meningkatkan kelangsungan hidup organisasi, maka perlu diperhatikan adalah sumber daya manusianya, mempertahankan diri secara internal dan memperbaiki struktur organisasi dan pemanfaatan teknologi agar dapat berintegrasi dengan lingkungan yang darinya organisasi tersebut memerlukan dukungan terus menerus bagi kelangsungan hidupnya.
3.       Pendekatan konstituensi-strategis. Pendekatan ini menekankan pada pemenuhan tuntutan konstituensi itu di dalam lingkungan yang darinya orang tersebut memerlukan dukungan yang terus menerus bagi kelangsungan hidupnya.
4.       Pendekatan nilai-nilai bersaing. Pendekatan ini mencoba mempersatukan ke tiga pendekatan diatas, masing-masing didasarkan atas suatu kelompok

    BAB III
METODE PENELITIAN

3.1  Jenis Penelitian







 
Top